M.E.N.U.L.I.S.
Puluhan
tahun yang silam dalam pelajaran sekolah ada pelajaran menulis sebagai bagian
dari pelajaran Bahasa Indonesia. Pada umumnya ini membantu pembentukan fisik
dan psikis saat dewasa menjadi orang yang sopan, peduli sosial, ringan tangan,
teliti dan masih banyak segi positif lainnya. Hal ini karena merangsang kecerdasan
motorik halus salah satu usaha untuk pengembangan sejak kecil selain kecerdasan
intelektual, emosi dan komunikasi.
Coba
perhatikan lingkungan keluarga, teman, rumah, misalnya ada yang caranya menutup
pintu rumah atau naik motor kelihatan tidak sopan, kasar (grusa
grusu=kosro=berangasan, Bahasa jawa). Mungkin saat itu diburu waktu, tapi
dilakukan seperti itu terus menerus. Nah, bisa jadi minat keterampilan menulisnya kurang atau
memang tidak mendapatkan ilmu itu saat di sekolah.
Sebenarnya
kemampuan menulis bukan tebal tipis saja tapi lebih dari itu yaitu keterampilan
mengolah kosa kata menjadi kalimat yang sampai kepada pembaca. Sangat berbeda
penulis satu dengan yang lain karena kelancaran kalimat, gaya bahasa, topik
atau memang akademisi maupun otodidak.
Menulis
adalah bakat, anugerah (given, Bahasa popular). Ini adalah pemberian sang
Khalik untuk kita diuji apakah bisa dipakai untuk menambah iman, manfaat untuk
semua orang atau sebaliknya. Sama dengan given-given lainnya yang teramat
banyak dan pasti diminta tanggung jawabnya kelak di akhirat.
Pernah saat
masih suka corat coret sebagai mahasiswa yang belajarnya sampai tengah malam,
jenuh membaca, iseng menggambar dan menulis kata-kata :
“whole in one” ini istilah dari aslinya olahraga orang
kaya, golf : “hole in one”
Entah mengapa terbersit kata-kata dan sedikit gambar
sketsa orang sedang sekali pukul bola golf masuk ke lubang, dipersepsikan
dengan seorang konglomerat yang punya bisnis dari hulu sampai hilir. Bukankah
ini juga cita-cita seorang pemain golf?
Beberapa puluh tahun kemudian muncul iklan dengan
kata-kata whole in one persis seperti coretan iseng dulu. (Masha Alloh)..
Atau sekedar lucu-lucuan kata tapi mengena, Contoh
pengalaman lain, saat teman share photo dari Thailand yang kagum dengan suatu
disain penataan ruang multi fungsi tanpa ada sekat pada acara Design for
Asia Grand Award. Orang yang tertarik
bilang “good idea” mungkin mau diterapkan dalam disainnya di Indonesia,
sebaliknya orang Thai sebut dengan bahasanya sendiri “kood ikea”...Ooh ternyata
IKEA itu asalnya begitu ya?
Ada lagi nih contoh seperti kata BLOOP (nama sebuah
Distro=Distribution Store=toko yang memajang dan menjual langsung dari
pembuatnya). Mungkin ide kata tersebut dari pasar Boplo yang ada di menteng
deket cut mutiah atau kebon sirih (pasar boplo bagi penulis sudah tidak asing
lagi karena pernah tinggal di paviliun jalan Gondangdia atau saat pindah ke
kebon sirih di belakang Kedubes Amerika Serikat sekarang)
Kesimpulannya, menjadi penulis sudah diberi modal
kebaikan dari Alloh, tinggal kita mengasah dan memicunya untuk ittibar diri
maupun orang banyak yang bisa bermanfaat.Ayo menulis!