ANTARA CISAUK DAN H.A.M.B.A.L.A.N.G….
(18 DESEMBER 2005)
Nama Hambalang yang
sangat heboh itu sampai mundurnya sang menpora dan mengguncang parpol pemenang
pemilu sekaligus ketum dan ketua dewan pembinanya….ternyata menjadi bagian juga
dari kehidupan bapak sebagai konsultan…Ceritanya dimulai saat itu memang sedang
ada kegiatan supervisi tahun 2005 untuk PT SAP dengan lokasi proyek di cisauk,
perbatasan serpong dan kabupaten Tangsel provinsi Banten.. minimal setiap
minggu harus ke site sejauh 60 km untuk buat weekly report termasuk visual progress
dan dikerjakan berdua dengan Effendi Perangin-angin atau Pencawan, orang batak
campur subang yang tinggal seberang PGC arah halim..
Sedikit menyinggung
cisauk, daerah ini sangat jauh tertinggal karena letak geografisnya yang dekat
garis “demarkasi” eh perbatasan antara
provinsi Banten dan Jawa Barat.
Untuk mencapainya juga harus melewati
Sungai Cisadane yang semula jembatan balley satu2nya, tapi sekarang sudah
ditambah dengan jembatan beton untuk jalur pulangnya.
Pertengahan jalan antara awal jembatan dengan daerah cicangkal ada stasiun Cisauk dan pasar cicangkal..Ada adik kandung bapak (P Lung) yang tinggal di cicangkal..dan kalau lebaran, anak2 P Lung naik kereta api turun di stasiun cisauk, karena jalan aspal kesana sangat rusak dan masih ada jalan yang belum diaspal/jalan tanah sekitar rumah P Lung itu...
Bapak juga pernah berkunjung kesana beberapa kali, yang pertama malah minta diantar oleh anak sulungnya ke lokasi suradita yang waktu itu masih belum tahu persis lokasinya...
Dari Jakarta selepas tol
JORR Serpong-Bintaro (karena ujung jalan tol ini sejak lama ngga diteruskan
hanya sampai jalan memutar kayak semanggi…jadi plesetan JORR = jalan ora
rampung rampung…)..Kalau pun mau diteruskan harus melewati perumahan elite The
Green BSD..
padahal perum ini bangun belakangan jadi siapa yang kasih izin
ya?...Jika pengelola ingin menyambung dengan Jalan Tol Jkt Merak berjarak
paling dekat 20 km..sebaiknya sih JORR ini nyambung ke Tiga Raksa dulu karena
banyak warga yang orientasi kegiatan sehari2nya ke arah sana..
“Pintu” masuk ke
cisauk dimulai dari jalan serpong raya lalu belok dengan patokan ada angkot
yang “ngetem” dekat patung pancasila ke arah jembatan ..Sepanjang jalan selepas
sungai masih bagus aspalnya sampai dekat “tembok cina” baru mulai agak rusak dan
berlubang..istilah orang sebutan tembok cina karena ada pagar celcon yang cukup
panjang disisi jalan (rupanya ini pagar batas untuk rencana kampus khusus untuk
fakultas kedokteran entah apa universitasnya..yang pasti sempat juga mereka
memilih daerah lengkong wetan tapi ngga jadi…) kok tahu? Iya karena sebelumnya bapak pernah ikut terlibat
proyek disain disana untuk P Rizal Sikumbang yang ingin membangun kawasan
ecowisata
(belakang sitenya sekarang
dipakai oleh biker untuk jalur kegiatan mereka sepanjang jalur gas yang ada
disana….)
Perumahan yang sedang
dibangun adalah Perum Suradita Indah yang saat itu masih dalam tahap 1 dan
trase jalan sudah dibuat sampai belakang site masih tanah di padatkan sebagai
subgrade jalan nantinya…malah pernah sempat bikin ngadat mobil di tengah site..
Sebelumnya
daerah ini adalah tambang pasir yang dikuasai tuan tanah lokal sini lengkap
dengan jeger2nya (jeger=jelema gering/preman) yang sampai sekarang belum dapat
kerjaan yang baru..Jadi kalau selesai putar2 inspeksi lalu cari warung, pasti
ngobrol dengan mereka yang berharap dapat dan minta kerjaan apa saja…Sebagai
konsultan “outsourcing” dan bukan
pengembang mau jelasin juga ngga yakin ngerti posisi kita seperti ini pada
mereka, padahal sekecil apapun informasi mereka soal teknis dan non teknis
dalam pembangunan perumahan ini sangat berguna dalam laporan setiap minggunya….
Sekarang soal
hambalang….Kabar pertama sebut nama hambalang berasal dari kasiono teman lama
juga yang minta hubungi segera P Puguh di tebet untuk “kerjaan” infrastruktur
sebagai Construction Management disana…Entah kasiono dapat kabar dari Erwin
juga Arsitek teman lama yang waktu ketemu P Puguh juga sebut Erwin teman di
kampus ITS Surabaya..Memang sumber berasal dari teman yang dapat dipercaya, apalagi
adik P Puguh itu adalah Memet Sosiawan itu structure engineer waktu bapak kerja
di Divisi struktur AT 6..
Nampang dengan oki dan Memet diparkiran IPKN gondangdia sebelum pulang kerja tahun 1995..
Saat ini memet sebagai tenaga ahli untuk Kementrian Perumahan Rakyat di kawasan jalan Pattimura sana (P Menteri berasal dari parpol yang sama dengan memet sbg kader PK) sekarang tambah PK Sejahtera karena kena “threshold”, yakni ambang batas perolehan suara pemilu kurang dari 2.5 %,.. konsekwensinya harus menggunakan tambahan nama baru…
Nampang dengan oki dan Memet diparkiran IPKN gondangdia sebelum pulang kerja tahun 1995..
Saat ini memet sebagai tenaga ahli untuk Kementrian Perumahan Rakyat di kawasan jalan Pattimura sana (P Menteri berasal dari parpol yang sama dengan memet sbg kader PK) sekarang tambah PK Sejahtera karena kena “threshold”, yakni ambang batas perolehan suara pemilu kurang dari 2.5 %,.. konsekwensinya harus menggunakan tambahan nama baru…
Setelah konfirmasi
untuk ketemuan tanggal 12 Desember 2005 dengan P Puguh di rumahnya di tebet
timur VI F no 48 belakang TK Parkit jam 9 pagi bersama-sama Effendi yang memang
hari ada jadwal kunjungan ke cisauk..Dijelaskan olehnya bahwa lingkup pekerjaan
adalah sebagai Manajemen Konstruksi untuk pembangunan Training Center termasuk
pekerjaan infrastrukturnya. Kita diminta untuk membuat rekapitulasi biaya
konstruksi terutama jalan lingkungan dan sistim drainasenya dulu, kemudian
harus menghubungi kontraktor yang sudah ada untuk bersama-sama meninjau ke
lokasi di hambalang nanti setelah Rekap yang kita buat rampung.
Hari rabu tanggal 14
Desember 2005, janjian ketemu di rumahnya lagi karena rekap yang kita buat
sudah selesai termasuk penawaran jasa pekerjaan MK ini. Memang ada beberapa
item yang P Puguh minta untuk direvisi harga penawarannya, namun untuk rekap
pekerjaan infrastruktur yang kita buat ngga ada masalah…jadi tunggu kapan kita
sama2 untuk meninjau lokasi ok….
Minggu tanggal 18
Desember 2005 akhirnya jadi janjian untuk ke site, tapi P Puguh tidak ikut
hanya kontraktor yang akan berangkat. Lho, tadinya kita berfikir kalau jalan
menuju kesana naik kendaraan mereka (khan mereka yang harus menjamu kita
sebagai konsultan?)..apalagi sempat
putar2 cari basecamp mereka di lingkungan
gedung Bea Cukai By pass yang letaknya tersembunyi dibelakang gedung..Person
yang ada saat itu, P Haji Darman/maman, Haji Nanang, Rauf, Junaedi, Talqis…nah
itu alasannya karena mobil mereka ngga muat kalau ditambah lagi weh….Jadi
sedikit kesal juga kita menuju kesana karena tidak sesuai janji semula….
Masuk jalan tol
jagorawi sampai keluar tol gate sentul sirkuit, belok kanan sampai tikungan
kekiri yang daerah sini banyak warung jualan sate kambing “kiloan”..iya
lumrahnya pesan sate bukan berapa tusuk tapi berapa kg begitu…dari warung sate
tersebut belok kiri dengan jalan yang menyempit, baru didalamnya mulai
lebar…Rasa kesal seketika hilang ketika melihat pemandangan
“menakjubkan”…perumahan mewah yang sudah banyak ditumbuhi pohon liar dengan
atap atau tembok yang hilang sebagian dan tanpa penghuni…inilah ekses krismon
tahun 1997 yang lalu..ini perumahan yang dibuat oleh Tommy..mungkin karena
seorang pembalap dan sesuai tempat mangkalnya di sirkuit balapan dekat dari
sini, jadi pulangnya khan dekat tuh…
Memang pemandangannya
indah dengan udara yang masih fresh..dekat sini memang ada gunung bunder dengan
air terjunnya yang kesohor itu..
Singkat
kata, sampailah kita belakangan dari para kontraktor tadi…karena memang baru
pertama kali kesini sambil menikmati suasana juga….Bersama-sama mereka
menyusuri trace jalan yang baru pondasi batu kali yang belum dipadatkan sebagai
sub base jalan lingkungan…tujuan untuk ke lokasi ini adalah untuk mengetahui
sejauhmana hasil rekap kita sebagai konsultan mendekati dengan kondisi
sebenarnya seperti harga satuan material, tingkat kesulitan saat konstruksi
dimulai yang cocok untuk teknisnya dan sebagainya…Selesai berkeliling cukup
lelah juga ya karena memang belum dibuat infrastrukturnya..haus dan lapar jadi
berharap kalau ada jamuan makan siang..Eh lagi2 cuma teh panas saja selesai sholat
dhuhur..Ya sudah kita pamit saja deh biar cari makan sendiri nanti diluar
….Sepanjang jalan pulang, hujan rintik2 terus sampai rumah..yang ngga sempat
mampir untuk makan siang…ugh… lapeer…
(jadi …sungguh beda sekali
suasana antara proyek yang “berkah” dan “ngga berkah” sudah kelihatan diawalnya…rupanya
mereka hanyalah oknum yang mencari rezeki dengan cara mereka sendiri, ada yang
berperan sebagai konsultan langsung dari owner?, ada yang berperan sebagai
kontraktor yang sudah terpilih? ..tapi mungkin saja memang peran aslinya begitu
tapi ada grand design diatasnya lagi yang mempermainkan mereka..? Wallahua’lam
bissawab….)
Saat itu yang jadi menpora
adalah Adhyaksa Dault..dalam masterplan jelas tergambar bahwa hanya ada
beberapa bangunan saja termasuk lapangan sepakbola..bukan seperti masterplan
yang sekarang….
Setiap amal perbuatan pasti ada balasannya...
BalasHapus