MONKEY FOREST, UBUD
16,17, 18 NOVEMBER 2008 (MINGGU, SENIN, SELASA)
Sepekan belakangan ini
merevisi gambar site engineering untuk monkey forest village yang diarsiteki
oleh Amir (dulu teman satu kantor di PT Atelier 6 – Konsultan arsitek seputar gondangdia).
Rencananya akan dibawa gambar2 tersebut dengan dokumen lainnya sebagai dokumen
lelang private.. Ya, private karena owner dari pihak swasta yang dirahasiakan
oleh amir untuk jangan diinformasikan di bali nanti..Ok deh..
Kebetulan hari
keberangkatan adalah hari minggu siang jam 12.45, jadi cukup waktu untuk tidak
terlambat…Bang Memi bareng “antung”nya (anak tunggal) luthfie sempat mampir pas
lagi siapkan pakaian ke travelbag …ngga lama mampirnya cuma tanya apakah semua sehat?
Alhamdulillah sehat semua..Mau kemana nih? Iya..mau ke bali nanti siang..rupanya
mereka tadi bertamu ke rumah tetangga yang baru pindah kesini yaitu Muhammad
Alkatiri..peranakan arab betawi..(tadinya tinggal di tpu kober,rawabunga)…
Naik busway turunnya
sampai kelewat 1 halte saking penuhnya ngga bisa keluar..padahal sebelumnya
juga antri di halte senen untuk turun dan naik lagi yang jurusan ke
gambir….Lumayan jalan sekitar 1 km ke gambir langsung naik bus damri. Kira2 45
menit baru sampai di cengkareng, bandara soekarno hatta..
Sudah menunggu Amir
dan 3 teman lainnya di terminal 1C untuk Batavia Air........
saat diperkenalkan
masing2 P Indra sebagai owner, P Anton calon
kontraktor dan Amadeus Wenan atau dipanggil beqi oleh Amir karena teman
akrabnya dulu di Unpar Bandung…P Indra adalah menantu Srihadi itu pelukis logo
ITB yang alumni juga. P Anton alumnus arsitek ITB th 1989 yang masih bekerja di
PT Hasta Bangun Karsa di ruko Ps minggu sebelah Holland bakery (oh itu sih
dekat dengan “home base” saya pak..)
Jam 4.45 WITA pesawat
landing dengan mulus di bandara ngurah rai, disambut oleh penjemput disana P
Sugara (mertuanya Dewa Bujana, itu gitaris Gigi)…
Makan dulu di resto yang ada
dibandara dan langsung menuju villa di ubud.
Ubud adalah nama kecamatan,
Kabupatennya Gianyar yang menurut penuturan P Sugara, Ubud cocok untuk para
kawula tua yang berkunjung ke Bali karena memang dijaga adat istidatnya,
seperti jam keramaian dibatasi sampai jam 12 (bandingkan dengan Kuta atau sanur
yang 24 jam..)
Selain itu juga banyak
pura di area ini selain persawahan yang tetap dilestarikan, malah ada resto
yang pemandangannya ke arah sawah2..wah nanti boleh di coba tuh…yang diamini
oleh semuanya…
Kurang lebih 45 menit menyusuri
jalan monkey forest yang memang satu arah dan sedikit lengang..
jadi memang
betul kata P Sugara daerah sini cocok untuk daerah yang dipertahankan adat
istidat balinya..Masuk ke parkir Nyoman Karsa vila sebelah kanan jalan, setelah
check in baru ditetapkan kalau P indra bareng sekamar dengan beqi, P Anton
sebagai “outsider” sendirian dilantai atas (vilanya 2 lantai).
Depan vila ada
pathway 20 meter dengan ujung jalannya ada pool ukuran sedang dilengkapi dengan pool kid dan tidak lupa kursi2 untuk “rebahan” diatas pool decknya…
Berbekal makan siang
dibandara tadi, cukuplah kita untuk melihat lokasi site yang jaraknya kurang 1
km dari vila. Masih diantar dan disopiri P Sugara yang perlente penampilannya
walau sudah 50an..
Ke lokasi lahan dulu dan parkir mobil disana, kemudian
mengitari belakang site yang pemandangannya sangat bagus dan lagi2 betul kalau
ubud tempat yang “aman” bagi wisatawan yang ingin melihat bali secara orisinil
dengan sawah2nya….
Nah, selesai rest
bentar selepas dari site tadi, saatnya… untuk mencicipi dinner di sekitar
monkey forest sini, sekalian membuktikan bahwa ubud adalah tempat yang nyaman
dan jauh dari pengaruh western ..Sempat cari tempat yang kira2 pas untuk kita
berlima, dipilihlah Wayan Café yang persis
di depan jalan ada Café havana
dengan stage indoor untuk live music..Setelah ngalor ngidul usai makan sate
ayam dan teh manis panas…pulang ke vila sekitar jam 12 an dan pas pula live
music tadi stop dan suasana hening saat kita pulang jalan kaki menyusuri jalan
monkey forest yang sekitar situs monkey forest agak gelap dan seram.
Nah daerah sekitar sini kalau malam gelap dan seram karena jalan menurun atau....
Depan situs monkey forest....
Apalagi
sepanjang kita jalan, diikuti anjing2 liar dengan posisi di depan seakan-akan
menuntun kita pulang..tapi anehnya sampai sekitar situs, anjing2 yang ada
didepan sudah tak nampak lagi cuma masih kedengaran suara gonggongan mereka…..
Besok pagi selesai
sarapan dengan “omelet plus”.........
dilanjutkan dengan acara “aanwijzing” untuk kontraktor yang sudah
ditentukan jam ketemuannya di vila sini..Sebelum berangkat ke bali memang Amir
tidak info kalau lelangnya bersifat private, jadi sudah siapkan pakaian resmi
alias kemeja lengan panjang…Jadi waktu ke site setelah penjelasan teknis,
bersama calon kontraktor meninjau lokasi dengan diantar P Sugara lagi. Wah,
kayaknya “saingan tak sengaja” nih dengan beliau (lomba perlente …..) padahal
yang lainnya kemeja lengan pendek, malah P Indra pakai oblong dan celana
pendek..weh….
Kondisi site eksisting masih ada bangunan vila yang sudah tua..dengan elevasi dari main gate ke belakang semakin menurun dengan diselingi kali kecil baru ada lahan sisanya..Jadi lahan eksisting terbelah oleh kali kecil tadi dengan dikelilingi oleh banyak pohon kelapa yang cukup tua juga...
Selesai satu kontraktor meninjau lokasi, janjian ketemu calon
kontraktor di site sekalian saja disini…tapi sudah sejam belum nongol juga,
akhirnya kita putuskan untuk ketemuan di vila saja..untung ngga terlalu lama di
site yang gerah juga dengan pakaian resmi…Tak lama sampai di vila, kontraktor
yang kebetulan teman amir dari Group Tata datang (belakangan Tata yang terpilih
untuk mengerjakan proyek ini)…
Setelah selesai urusan
teknis di tempat Nyoman Karsa sampai jam 2an rampung, P Indra mengajak makan
siang di bebek bangil yang pemandangannya sawah itu…Sebenarnya ada tulisan di
depan dirty duck dinner, padahal kita mau lunch, tapi apa urusannya kalau
laparnya sekarang?
Memang sih kalau dinner kelihatannya romantis, tapi kita khan
“bujangan” semua bukan “bajingan” bukan?....Sangat enak sekali masakannya
sampai perut merasai arti kenyang sebenarnya..Lokasi resto ini Cuma 200 meter
dari vila jadi pulangnya juga jalan kaki sambil mengurangi beban perut…
Semua rest di kamar
masing2 sampai jam 4an lihat Amir sudah ngobrol2 dengan Beqi di pool deck,
kayaknya mereka ngga berenang deh, mungkin ngga hobi dan capek barangkali…
Beqi
cerita masa lampaunya yang tinggal di Pekalongan sangat jauh dari kaya (beqi
seorang etnis cina jawa) sampai dia bisa sekolah S2 Sipil di ITB sedangkan S1
di Unpar)…sampai hari ini belum dikarunia seorang anak yang didambakan
bertahun2..Rupanya dia sedang mencoba untuk menaruh simpati agar tertarik untuk
menjadi member MLM Tian shi…tapi ngga “ngaruh” tuh….
Malam pun kita makan
diluar, sempat juga cari tempat yang lain, sampai mengitari setengah blok
kawasan jalan monkey forest ini
Ubud kelod, gedung kesenian.....
Pasar ubud....
(Ubud kelod, pasar ubud) ujung2nya balik lagi
ke Wayan café yang representatif lokasi
dan menunya…sayangnya bir dijual bebas disini…padahal kalau diingat ubud adalah
tempat yang dijaga adat istiadatnya katanya..kok?..
Pagi hari ini adalah
hari terakhir di bali, karena nanti jam 4 Wita siap pulang ke Jakarta…Nah, Amir
masih ngajak jalan menyusuri jalan monkey forest sambil photo2 sekitar situs
monkey forest, main gate site proyek nantinya..
Di Area ini boleh dibilang zone
wifi yang luas dan mutu jernih dan cepat, karena saat kita mampir di
Green house café cuma untuk
pesan minuman jus, coba browsing pakai handphone saja resultnya sangat
responsif…hehe kayak istilah otomotif soal tarikan gas…
(Belakangan diketahui bahwa Ascot Group dari Inggris "franchise" dengan kita sebagai orang Indonesia untuk memudahkan persyaratan izin dan hal teknis lainnya..terutama non teknisnya..
Brand yang dipakai yaitu Komaneka Monkey Forest...)
sekali sekali kita mampir kesini....
BalasHapus