Rabu, 31 Juli 2013

MONKEY FOREST, UBUD
16,17, 18  NOVEMBER 2008 (MINGGU, SENIN, SELASA)

Sepekan belakangan ini merevisi gambar site engineering untuk monkey forest village yang diarsiteki oleh Amir (dulu teman satu kantor di PT Atelier 6 – Konsultan arsitek seputar gondangdia). Rencananya akan dibawa gambar2 tersebut dengan dokumen lainnya sebagai dokumen lelang private.. Ya, private karena owner dari pihak swasta yang dirahasiakan oleh amir untuk jangan diinformasikan di bali nanti..Ok deh..

Kebetulan hari keberangkatan adalah hari minggu siang jam 12.45, jadi cukup waktu untuk tidak terlambat…Bang Memi bareng “antung”nya (anak tunggal) luthfie sempat mampir pas lagi siapkan pakaian ke travelbag …ngga lama mampirnya cuma tanya apakah semua sehat? Alhamdulillah sehat semua..Mau kemana nih? Iya..mau ke bali nanti siang..rupanya mereka tadi bertamu ke rumah tetangga yang baru pindah kesini yaitu Muhammad Alkatiri..peranakan arab betawi..(tadinya tinggal di tpu kober,rawabunga)…

Naik busway turunnya sampai kelewat 1 halte saking penuhnya ngga bisa keluar..padahal sebelumnya juga antri di halte senen untuk turun dan naik lagi yang jurusan ke gambir….Lumayan jalan sekitar 1 km ke gambir langsung naik bus damri. Kira2 45 menit baru sampai di cengkareng, bandara soekarno hatta..
Sudah menunggu Amir dan 3 teman lainnya di terminal 1C untuk Batavia Air........

saat diperkenalkan masing2  P Indra sebagai owner, P Anton calon kontraktor dan Amadeus Wenan atau dipanggil beqi oleh Amir karena teman akrabnya dulu di Unpar Bandung…P Indra adalah menantu Srihadi itu pelukis logo ITB yang alumni juga. P Anton alumnus arsitek ITB th 1989 yang masih bekerja di PT Hasta Bangun Karsa di ruko Ps minggu sebelah Holland bakery (oh itu sih dekat dengan “home base” saya pak..)

Jam 4.45 WITA pesawat landing dengan mulus di bandara ngurah rai, disambut oleh penjemput disana P Sugara (mertuanya Dewa Bujana, itu gitaris Gigi)…

Makan dulu di resto yang ada dibandara dan langsung menuju villa di ubud. 

Ubud adalah nama kecamatan, Kabupatennya Gianyar yang menurut penuturan P Sugara, Ubud cocok untuk para kawula tua yang berkunjung ke Bali karena memang dijaga adat istidatnya, seperti jam keramaian dibatasi sampai jam 12 (bandingkan dengan Kuta atau sanur yang 24 jam..) 
Selain itu juga banyak pura di area ini selain persawahan yang tetap dilestarikan, malah ada resto yang pemandangannya ke arah sawah2..wah nanti boleh di coba tuh…yang diamini oleh semuanya…

Kurang lebih 45 menit menyusuri jalan monkey forest yang memang satu arah dan sedikit lengang..


jadi memang betul kata P Sugara daerah sini cocok untuk daerah yang dipertahankan adat istidat balinya..Masuk ke parkir Nyoman Karsa vila sebelah kanan jalan, setelah check in baru ditetapkan kalau P indra bareng sekamar dengan beqi, P Anton sebagai “outsider” sendirian dilantai atas (vilanya 2 lantai). 


Depan vila ada pathway 20 meter dengan ujung jalannya ada pool ukuran sedang dilengkapi dengan pool kid dan tidak lupa kursi2 untuk “rebahan” diatas pool decknya…



Berbekal makan siang dibandara tadi, cukuplah kita untuk melihat lokasi site yang jaraknya kurang 1 km dari vila. Masih diantar dan disopiri P Sugara yang perlente penampilannya walau sudah 50an..
Ke lokasi lahan dulu dan parkir mobil disana, kemudian mengitari belakang site yang pemandangannya sangat bagus dan lagi2 betul kalau ubud tempat yang “aman” bagi wisatawan yang ingin melihat bali secara orisinil dengan sawah2nya….


Nah, selesai rest bentar selepas dari site tadi, saatnya… untuk mencicipi dinner di sekitar monkey forest sini, sekalian membuktikan bahwa ubud adalah tempat yang nyaman dan jauh dari pengaruh western ..Sempat cari tempat yang kira2 pas untuk kita berlima, dipilihlah Wayan Café yang persis



 di depan jalan ada Café havana dengan stage indoor untuk live music..Setelah ngalor ngidul usai makan sate ayam dan teh manis panas…pulang ke vila sekitar jam 12 an dan pas pula live music tadi stop dan suasana hening saat kita pulang jalan kaki menyusuri jalan monkey forest yang sekitar situs monkey forest agak gelap dan seram. 

 Nah daerah sekitar sini kalau malam gelap dan seram karena jalan menurun atau....
Depan situs monkey forest....
Apalagi sepanjang kita jalan, diikuti anjing2 liar dengan posisi di depan seakan-akan menuntun kita pulang..tapi anehnya sampai sekitar situs, anjing2 yang ada didepan sudah tak nampak lagi cuma masih kedengaran suara gonggongan mereka…..

Besok pagi selesai sarapan dengan “omelet plus”.........

dilanjutkan dengan acara “aanwijzing” untuk kontraktor yang sudah ditentukan jam ketemuannya di vila sini..Sebelum berangkat ke bali memang Amir tidak info kalau lelangnya bersifat private, jadi sudah siapkan pakaian resmi alias kemeja lengan panjang…Jadi waktu ke site setelah penjelasan teknis, bersama calon kontraktor meninjau lokasi dengan diantar P Sugara lagi. Wah, kayaknya “saingan tak sengaja” nih dengan beliau (lomba perlente …..) padahal yang lainnya kemeja lengan pendek, malah P Indra pakai oblong dan celana pendek..weh….

Kondisi site eksisting masih ada bangunan vila yang sudah tua..dengan elevasi dari main gate ke belakang semakin menurun dengan diselingi kali kecil baru ada lahan sisanya..Jadi lahan eksisting terbelah oleh kali kecil tadi dengan dikelilingi oleh banyak pohon kelapa yang cukup tua juga...


Selesai satu kontraktor meninjau lokasi, janjian ketemu calon kontraktor di site sekalian saja disini…tapi sudah sejam belum nongol juga, akhirnya kita putuskan untuk ketemuan di vila saja..untung ngga terlalu lama di site yang gerah juga dengan pakaian resmi…Tak lama sampai di vila, kontraktor yang kebetulan teman amir dari Group Tata datang (belakangan Tata yang terpilih untuk mengerjakan proyek ini)…

Setelah selesai urusan teknis di tempat Nyoman Karsa sampai jam 2an rampung, P Indra mengajak makan siang di bebek bangil yang pemandangannya sawah itu…Sebenarnya ada tulisan di depan dirty duck dinner, padahal kita mau lunch, tapi apa urusannya kalau laparnya sekarang? 



Memang sih kalau dinner kelihatannya romantis, tapi kita khan “bujangan” semua bukan “bajingan” bukan?....Sangat enak sekali masakannya sampai perut merasai arti kenyang sebenarnya..Lokasi resto ini Cuma 200 meter dari vila jadi pulangnya juga jalan kaki sambil mengurangi beban perut…
Semua rest di kamar masing2 sampai jam 4an lihat Amir sudah ngobrol2 dengan Beqi di pool deck, kayaknya mereka ngga berenang deh, mungkin ngga hobi dan capek barangkali…
Beqi cerita masa lampaunya yang tinggal di Pekalongan sangat jauh dari kaya (beqi seorang etnis cina jawa) sampai dia bisa sekolah S2 Sipil di ITB sedangkan S1 di Unpar)…sampai hari ini belum dikarunia seorang anak yang didambakan bertahun2..Rupanya dia sedang mencoba untuk menaruh simpati agar tertarik untuk menjadi member MLM Tian shi…tapi ngga “ngaruh” tuh….

Malam pun kita makan diluar, sempat juga cari tempat yang lain, sampai mengitari setengah blok kawasan jalan monkey forest ini 
Ubud kelod, gedung kesenian.....
 Pasar ubud....

(Ubud kelod, pasar ubud) ujung2nya balik lagi ke Wayan café yang representatif  lokasi dan menunya…sayangnya bir dijual bebas disini…padahal kalau diingat ubud adalah tempat yang dijaga adat istiadatnya katanya..kok?..


Pagi hari ini adalah hari terakhir di bali, karena nanti jam 4 Wita siap pulang ke Jakarta…Nah, Amir masih ngajak jalan menyusuri jalan monkey forest sambil photo2 sekitar situs monkey forest, main gate site proyek nantinya..


Di Area ini boleh dibilang zone wifi yang luas dan mutu jernih dan cepat, karena saat kita mampir di
 Green house café cuma untuk pesan minuman jus, coba browsing pakai handphone saja resultnya sangat responsif…hehe kayak istilah otomotif soal tarikan gas…

(Belakangan diketahui bahwa Ascot Group dari Inggris "franchise" dengan kita sebagai orang Indonesia untuk memudahkan persyaratan izin dan hal teknis lainnya..terutama non teknisnya..
Brand yang dipakai yaitu Komaneka Monkey Forest...)








Jumat, 26 Juli 2013

INI MEDAN BUNG! (Kunjungan kedua)
13-14-15 May 2010 (Kamis Jumat Sabtu)
Kamis pagi (yang kebetulan hari libur Isa Almasih) sampai sebelum ashar masih ngetik Ustek ( Usulan Teknis ) untuk 6 perusahaan sebagai pendamping di kamar Gufron yang sedang anjangsana dalam urusan paskibra ke ancol.Untuk buat ustek ini sampai kontak2an dengan Bowo yang masih nyangkut di semarang untuk Unes (Universitas Negeri Semarang). Dikonfirmasi kalau file ustek rampung dikolektif  ke Isa yang kontrak bareng dengan teman lainnya di tebet barat. Untung ngga jauh jadi naik ojek saja kesana sebelum ashar..Untuk kepastian keberangkatan nanti yang flightnya jam 7.30 malam, mereka sebenarnya ngajak bareng ke bandaranya, tapi bapak menolak halus (karena mereka ahli “hisab” kecuali Atis)….
Naik taxi sebelum magrib ke gambir 25 rb perak dan dilanjutkan naik bus Damri jam 6.10 bayar 20 rb sampai bandara jam 6.45. Langsung cari teman lain yang sudah standby di akses pintu. Kali ini ada agus teman mereka yang ikut.Tiket diserahkan ke bapak oleh Atis yang dipastikan kita naik Sriwijaya Air.
Setiba di bandara kita sewa mobil dengan supir parulian yang merekomendasikan makan malam dulu sebelum ke hotel Royal Perintis d jalan Perintis kemerdekaan 

ke kampung keling di sekitar jalan zainul arifin…

wah memang betul kita banyak menemui orang india yang kayak di film tapi kebanyakan kulitnya hitam… ya karena itu disebut keling tadi….Pilih resto yang india muslim jadi makan juga ngga was2 ketika bapak pesan sop sapi dan teh tawar panas…ya harus panas kata bapak..jadi saat putrinya yang ikut bantu bapaknya jualan tehnya anget,  bapak kembalikan sambil minta teh yang benar2 panas…kelihatannya si anak bingung, khan yang lain malah pesan pakai es semua…Ini memang karena pengalaman saja buat bapak, sebab kalau badan kita sudah dibawa jauh dari tempat asal dan berada cukup lama baik dalam pesawat, mobil..maka badan perlu di refresh dengan teh tawar panas sehingga lambung yang dingin jadi hangat sampai aliran darah ke otak lebih lancar… begitu kira2 sinopsisnya..
Kembali kita menginap di Royal Perintis dimana bapak menempati room 206, sedangkan mereka di room 208 (mereka berempat, bapak sendiri)…mengapa? 
Karena mereka adalah satu tim yang harus menyelesaikan ketikannya sampai besok. Rencana memang besok pagi Bowo akan tiba disini dari semarang untuk mengikuti tahap lolos prakualifikasi ini.

Esok paginya pergi sarapan yang telah disediakan dan harus datang sendiri ke resto hotel tanpa teman yang lain (bapak mengira mereka masih mengantuk karena tadi malam masih ngetik)…Jam 8 selesai sarapan bapak menemui mereka..eh ternyata masih ketik juga..wah bapak sarankan sarapan saja dulu gantian, karena nanti makanannya habis dan jamnya sudah lewat..


Karena ini hari jumat, siap berangkat ke mesjid di negeri orang nih..jadi antusias kira2 materi khutbahnya apa, suasana mesjid dan jemaahnya bagaimana dan kondisi mesjidnya kayak apa…mimbarnya juga...Tanyalah bapak ke resepsionis hotel yang diberi petunjuk kalau mesjidnya dekat dari sini kira2 400 meter ke selatan.Ok terima kasih ya..Kelihatannya yang ditanya tadi sedikit “curiga” …tapi bapak cuek saja…Oh ternyata dia lihat bapak pakai sandal hotel yang warnanya khan signifikan banget putihnya itu lho..

keluar hotel ngga puas dengan yang pertama tadi, tanya lagi dengan satpam yang berikan “clue” arah ke mesjid lebih jelas..tapi  “curiga” juga kayaknya sama seperti yang pertama…
Perasaan keluar hotel tadi jam 11.15..supaya dapat tempat kalau2 mesjidnya penuh dan mengharap dapat kebaikan layaknya harga seekor sapi dibanding yang datang belakangan (apalagi kalau sudah mulai khutbah).. khan cuma dapat seharga kripik kentang….Nah, kayaknya terjawab sudah sedikit kecurigaan bapak2 tadi yang ditanya…….karena mesjidnya masih    sepiiii….Jadi walaupun medan masih masuk dalam waktu Indonesia bagian barat (WIB), tapi mulai masuk dhuhurnya jam 12.30!!!!..Memang dari hotel tadi lalu menyebrang jalan perintis yang one way ke jalan timor 

relatif  lebih sepi dibanding perintis..jadi sepanjang jalan mikir2 juga kenapa orang tadi mukanya menatap curiga..(Ini Medan bung!!)
Tapi ngga apa2..karena yang diharapkan lebih besar dibanding cuma menunggu sedikit agak lama mulai khutbahnya…apalagi mesjidnya bernama Al Ikhlas yang berada di kompleks TNI AD ini yang teduh…ikhlas..ikhlas…Insya Allah amal ibadah hari ini diterima Allah swt Aaamiin..

Belakangan mesjid yang penuh kenangan ini sempat dihancurkan oleh “pasukan dajjal” yang rencana untuk membuat pertokoan..memang jalan timor ini tersambung ke jalan M Yamin yang sangat strategis sebagai pusat perbelanjaan dan kuliner disepanjang jalannya..bulan april yang lalu pernah juga makan siang di resto Bundo jalan tersebut..Untungnya Pangdam Bukit Barisan menyokong penuh pembangunan kembali mesjid yang hampir hilang tersebut dan Alhamdulillah mesjid diresmikan tahun 2011 yang lalu..hmm..unforgottable great memory…
                                         
 Berikut visual kasus kejadian tersebut :
Saat mesjid sempat dirubuhkan pasukan dajjal...
Jamaah sempat prihatin sholat jumat diseputar reruntuhan..

Mesjid Al Ikhlas yang baru

Pulang dari mesjid jam 1.30... (kalau di Jakarta sih jemaah sudah pulang semua dan karpet sudah dilipat masuk locker)..masuk ke hotel ternyata empat sekawan sudah siap ke Akpar..jadi cepat2 ke kamar untuk salinan dan siap ikut dengan mereka..Eeh Mr Bowo baru saja datang dari Semarang. Cegat taxi yang mampir dulu di ATM Univ. Nomansen di jalan perintis itu juga dan langsung menuju TKP di jalan asrama haji.

Dilantai 2 ruang rapat sudah lengkap hadir panitia ditambah dengan peserta lainnya. Sebenarnya disain dari Atis cs menjadi kampiunnya, tapi bendera yang kita pakai PT Mitra Plan ada sedikit kekurangannya yaitu tabel neraca tidak balance. Sehingga konsekwensinya, Mr Bowo panik karena harus mengganti ke PT Billitonica ......
....dan kalau bisa sudah harus rampung jam 7 pagi besok (padahal saat itu jam sudah menujukkan jam 4 sore)….(Ini medan bung!!!!)
Akhirnya tim pulang ke hotel dan mempersiapkan peralatan seperti laptop, printer, kertas A4, kabel2 listrik, Usb, terminal Usb. Setelah makan malam di hotel, Atis, Isa dan Bowo keluar untuk menemui panitia yang homebasenya disediakan di Travelers suite di pusat kota dekat bandara polonia..

Paginya, bowo, atis dan Isa baru pulang dari tempat mangkal panitia dan rencana kita selesai sarapan jam 8 akan check out untuk balik ke jakarta. Tapi sebelum ke bandara yang dapat flightnya sore jam 5, jadi masih cukup waktu untuk menemui panitia. Melewati jalan Imam Bonjol dimana ada Tiara Convention Hall dulu arsiteknya oleh P Mursid atau P Sidharta sebagai BODnya dan P Eko Bawono kalau ngga salah... (PT Atelier 6 tempat bapak kerja sekitar 1994).

Akhirnya sebelum itu mampir untuk beli perlengkapan dokumen seperti kertas, tinta printer dan photo copy di sekitar jalan Imam Bonjol. Selesai urusan baru menuju  Travellers Suite Hotel di jalan listrik yang buntu di ujungnya. Tempat ini sebenarnya dulu untuk peruntukan apartemen, tapi sayang kurang sukses jadi diubah menjadi hotel yang sekarang malah jadi laris.

Di sini sudah ada beberapa panitia termasuk 2 orang dari Dinas Pariwisata di Gedung Sapta Pesona (kebetulan juga waktu kerja di Konsultan AT 6, bapak ikut menangani infrastrukturnya, seperti rencana parkir dan drainasenya sekitar tahun 1994). Dapat dipastikan ditempat ini bahwa kita tidak dapat menjadi pemenang dari proyek tsb…nasiib…(Ini Medan Bung!!)…Jam 4 sore baru kita pulang menuju bandara Polonia karena jaraknya Cuma 20 menit dengan naik pesawat "kebangsaan" kita yaitu Garuda Indonesia Airways……………Tidak lupa beli oleh2 seperti biasa ..bika medan eh ..bika ambooon..Sampai di jakarta, ikut teman2 yang ambil titipan mobil di bandara Soetta dulu (3 hari ngga dipanasin, untung starter langsung nyala, kalau ngga??.)...